RSS
content bg

Kasus Pencurian

Selasa, 12 Juli 1991
Pantai Florida, ombak laut bergelombang dengan tenangnya. Tidak seperti kemarin dan lusa kemarin dimana terjadi badai yang hampir menenggelamkan sebuah kapal.
Hari ini cuaca cerah dan sinar matahari lumayan terik.

Sherlock Holmes sedang berlibur disana bersama adiknya Mary dan dua anak Mary, John dan Belinda cilik.
...Sayang ketenangan mereka terusik karena terjadi serangkaian pencurian di hotel mereka tinggal di tepi pantai.
Berhubung karena bantuan polisi yang dipanggil manajer hotel belum sampai, Sherlock Holmes mencoba membantunya.

Si manajer stress berat karena mendapat komplain keras dari 5 tamu hotel yang kehilangan barang-barang berharga.
Bisa hancur nama baik hotel tersebut kalau tidak segera menangkap pelakunya.
Sherlock Holmes mencurigai 5 orang disana yang mempunyai catatan kriminil dan pernah berurusan dengan polisi.

Ini hasil wawancaranya:

Orang 1 : Saya tinggal di pondok + 1500m dari hotel. Saya sudah insyaf dan tidak suka berbuat kejahatan lagi.
Orang 2 : Saya sudah menjadi orang baik-baik dan tinggal di sebuah rumah dekat pantai + 3 km dari sini. Saya menjadi pelukis sekarang.
Orang 3 : Saya menjadi pelayan di hotel ini tapi saya sudah insyaf, jadi anda tidak boleh menuduh sembarangan.
Orang 4 : Saya sudah tiga hari berkemah dekat pantai dan tidak mendekati hotel itu. Itu dia kemah saya. Saya sudah insyaf, pak.
Orang 5 : Saya bekerja sebagai penyelamat pantai disini. Saya sudah menjadi orang baik-baik. Maaf, saya ada kerjaan.

Sesaat kemudian Sherlock Holmes berhasil mengetahui dan menangkap si pencuri itu. Ada satu kesalahan kecil yang diperbuat oleh pencuri yang mengaku sudah menjadi orang baik-baik itu.
Liburan sekeluarga mereka pun menjadi lancar kembali
.

Kode Pembunuhan

Seorang bangsawan, Lester Francus meninggal dibunuh di kamar rumahnya. Setelah polisi datang dan mengadakan penyelidikan, ternyata polisi menemukan surat ancaman yang ditujukkan kepada Lester.
Isi suratnya begini :
“Kau mau jiwa mu selamat kan ? Serahkan seluruh harta mu pada ku”
Surat itu ditulis dengan komputer. Sehingga tidak diketahui siapa yang membuat nya.
Setelah mengintrogasi orang-orang rumah, polisi menangkap 4 orang yang dijadikan sebagai tersangka.

Yang pertama, L Francus, adik korban.
Yang kedua, Kira Francus, Keponakan korban.
Yang ketiga Misa Francus, Istri korban.
Dan terakhir Nate Francus, Anak kandung korban.

Keempat tersangka ini mempunyai motif yang cukup kuat untuk membunuh Lester.

Motif yang dimiliki tersangka.

  1. L, selalu di caci maki oleh L karena senang meminjam uang untuk bermain judi. Dia senang sekali bermain poker.
  2. Kira, seorang penyuka jam, mempunyai banyak koleksi jam. Tapi jam-jam nya selalu di rendahkan oleh Lester.
  3. Misa, Penggemar angka 12. Mengoleksi barang-barang sebanyak 12 atau kelipatannya. Seperti permata nya 144 lusin. Baju seharga 600 ribu dan lainnya.Kabarnya harta yang dimiliki oleh Lester, tidak akan di berikan kepada dia selaku istri.
  4. Nate, Seorang yang ahli matematika. Juara Lomba Matematika Internasional. Tapi ayahnya sangat pelit kepadanya. Apapun barang yang diminta Nate, tidak pernah di beri oleh ayahnya.

Tak lama setelah itu, Polisi menemukan surat wasiat yang ditulis oleh Lester. hal ini tidak diketahui oleh keluarganya.
Isinya berbunyi begini :

“Aku tahu suatu saat akan dibunuh oleh dia. Maka aku membuat kode namanya didalam laptop ku. Pecahkanlah. Agar aku tenang di alam sana.
nb: aku sengaja memberikan itu agar tidak bisa dibaca oleh si pelaku. Kode itu sangat mendarah daging dengan si pelaku.”

Lalu polisi pun menemukan kode itu. Yang ada hanya angka :

0 12 0 6 0 2 0 5

12 0 6

12 2 12 0 2 0 5 0 6

9 3 12 9

Hanya itu yang ada. Nah, pecahkanlah kode itu yang akan menunjukkan nama si pelaku berdasarkan petunjuk yang di berikan oleh Lester dan pernyataan dari si pelaku.